70 Derajat Menuju Langit Jawa Barat

Cuaca pagi itu  berkabut dan kecepatan angin cukup untuk menerbangkan tubuh manusia yang tidak waspada, ini cerita pendakianku yang kedua dari total 10 pendakian di gunung ciremai. Goa Walet, basecamp sekaligus pos terakhir di ketinggian 2950 mpdl, kami memulai perjalanan hari ketiga kami setelah hari sebelumnya berjalan seharian dan menginap di base goa walet. seperti biasa kami(berlima) memulai perjalanan pagi itu dengan doa meminta perlindunganNYA dari hal hal yang tidak diinginkan. 



Sebetulnya perjalanan hari ketiga ini hanya membutuhkan 30 menit sampai puncak, tapi melihat cuaca yang kurang bersahabat kami targetkan satu jam berjalan menuju puncak. di depan mata tanjakan curam dengan kemiringan [+/-] 70 derajat sudah menyambut kami. kami memulai berjalan merayap karena khawatir diterbangkan angin, jarak pandang ke depan pun hanya sebatas 1-3 meter. pagi itu sepi sekali, padahal hari itu tahun baru yang biasanya gunung ciremai dijejali para pelancong dari seluruh negeri. baru sebentar jalan,  dadaku rasanya sudah sesak yang merupakan hal biasa bagi para pendaki, "duluan saja" kataku ke teman-teman. aku pun ditinggalnya sendirian. aku menghela nafas sebentar untuk menghilangkan sesakku,,"ini bukan sesak yang biasa..apa asmaku kambuh?" pikirku. akupun mulai berjalan lagi..tak berapa lama dadaku terasa sesak lagi. "biasanya ga sesesak ini" pikirku lagi. untuk jaga jaga, aku pun mulai mengeluarkan obat asmaku, dan mulai mengobrak abrik isi tas yang dibawa untuk mencari air.."celaka!!..aku sama sekali ga bawa air!!". benar saja..ini bukan sesak yang biasa, ini asmaku kambuh. padahal puncak sudah dekat, tapi penyakitku malah kambuh, akupun mulai merentangkan tubuhku di tanah yang kemiringannya 70 derajat ini.."kali aja istirahat sebentar asmaku pulih"..bukannya sembuh malah tambah parah, bener kata orang, asma memang tidak dapat sembuh dengan sendirinya, harus ada obat penenang..kira kira 10 menit aku istirahat, cuaca sudah mulai dingin kabut dan angin yang kencang, aku berharap ada pendaki yang naik atau turun supaya aku bisa minta sedikit air dari mereka karena rasanya sudah ingin mati saja. benar saja, tak berapa lama kemudian aku melihat pendaki turun yang sebentar lagi sampai di tempatku, dia pun istirahat sebentar di dekatku, "harus basa basi dulu, baru minta air" pikirku, kami pun mulai berkenalan "mas dari mana?"kataku, "jakarta mas, kalau mas sendiri?"jawabnya, "saya dari cirebon mas"jawabku, "oh cirebon, deket dong, sendirian?" jawabnya lagi, "nggak sendiri, sama temen temen, mereka udah duluan ke puncak, mas sendiri sendirian?",jawabku dengan terengah engeah karena asmaku ini, "sama temen temen juga, tapi mereka masih dibelakang, mau rokok?" jawabnya sambil menyodorkan sebungkus rokok Djarum Black yang di keluarkan dari kantungnya. "nggak mas, saya lagi sesak, asma saya kambuh, kalau ada air, saya minta airnya aja mas buat minum obat" jawabku denagn nafas yang putus nyambung kayak lagu BBB. "oh mas punya asma? kenapa naik gunung ? kalau air ada mas tinggal sedikit" jawabnya sambil mengeluarkan sebotol air  yang tinggal sedikit dari tasnya. "nih mas, abisin ajah," katanya sambil menyodorkan sebotol air. "bener nih mas gak apa apa?, nanti mas gimana? kan perjalanan turun masih lama mas, bisa seharian"jawabku. "udah gak apa apa, minum ajah, air masih banyak di teman temanku di belakang, daripada nanti lu mati disini" jawabnya  sambil tertawa dengan logat betawinya."ah, mas bercanda aja, makasih banyak ya mas, saya minum nih" jawabku sambil menerima pemberiannya. akupun langsung meminum air dan obat yang saya bawa,  "alhamdulillah..akhirnya bisa minum obat juga, sekali lagi makasih ya mas" jawabku dengan nada lega. "ga usah dipikirin, sesama pendaki harus saling menolong" jawabnya sambil tersenyum, "ya sudah ya, saya duluan  nih" jawabnya sambil berdiri mengangkat tasnya, "iya mas makasih ya buat airnya"jawabku. "iya mas sama sama, puncak bentar lagi ko' paling jalan 10 menitan"jawabnya dengan mulut menghisap sebatang Djarum Black Slimz sambil menunjuk ke arah puncak. "iya mas, pos terdekat goa walet juga sudah dekat mas paling lari turun 5 menitan"jawabku membalas menunjuk arah goa walet. "yo mas duluan, hati hati" jawabnya sambil memalingkan muka dan segara berlari turun. "ya mas hati hati juga" jawabku, tak berapa lama sosok pendaki yang berlari turun  itu pun perlahan hilang di telan kabut, segera setelah asmaku sudah reda akupun melanjutkan perjalananku, tak lama kemudian aku sampai ke puncak dan menatap teman temanku tengah duduk kedinginan di bibir kawah, kasihan mereka, sampai putih rambutnya seperti kakek kakek karena efek kristal es, memang cuaca di puncak saat itu berkabut dan dingin sekali sehingga adanya kristal es. "sue pisan!!!" teriak mereka kompak dengan logat cirebonnya. "maaf..maaf, tadi abis ngobrol sama pendaki yang turun"jawabku, biarlah mereka jangan sampai tahu kalau penyakitku kambuh, takut merepotkan mereka. kami pun berjalan ke sisi timur kawah yang luasnya kira kira 3x  stadion utama GBK. entah kenapa di sisi timur kawah cuacanya sangat bertolak belakang dangan sisi barat yang berkabut dan dingin, di sisi timur matahari bersinar dengan teriknya, kami pun menyempatkan photo photo. terbesit di otakku, entah kalau tidak adanya pendaki yang menolongku saat itu..mungkin aku tidak dapat menikmati sinar matahari yang hangat ini dan manginjakkan kakiku disini,  di langit jawa barat.

12 Responses so far.

  1. Jhoni20 says:

    kalo liat cerita ini jadi inget dulu setiap libur kuliah saya ma temen-temen selalu mendaki ke gn batur di bali....di daerah kintamani....di kaki gunung langsung ada danaunya keren bgt.....kapan-kapan saya posting ah!?!

  2. Anonymous says:

    woalah pasti indah ya mas.. jadi inget masa sma dulu seneng nantangin alam..:)

  3. Igrir says:

    untuk nggak mati...


    shing.....


    Kabur!!

  4. Anonymous says:

    ini cerita beneran ato gimana nih..
    koq ada link ke djarum black?

  5. Anonymous says:

    Wah,.. review ala Fajar Design :D semoga menang Black Competitionnya mas,.. :)

  6. Anonymous says:

    @budiawanhutasoit...

    ini cerita asli mas, cuma buat rokoknya aq ganti sama djarum black(aslinya bukan djarum black, tapi masih satu pabrik sama djarum), masa aku sebutin merk rokok lain..kan ikut lomba..^_^

    sambil menyelam minum air :P(tenggelam dong)

  7. Anonymous says:

    Mantaff aja deh sob, biar absennya lengkap. Sukses terus yaa untuk pendakian2 berikutnya.

    Cheers, frizzy.

  8. Anonymous says:

    kenal sama bang Ulung gk kang???

  9. Anonymous says:

    gk juga sih... saya di jakarta, punya tmn namanya Ulung sering turun naek gunung gtu deyh... :)
    salam kenal juga kang :)

  10. Anonymous says:

    wuih kapan ya? bisa kesampean naik gunung..

  11. Anonymous says:

    sebelumnya nggak pergi ke dokter dulu mas buat chek up? soalnya asma adalah penyakit yang paling membahayakn kalo di ketinggian spt ceremai. tekanan pada tubuh semakin besar sehingga nafaspun kian susah.. hanya kekuatan dan dorongan dari diri yang bisa membantu meringankannya.
    congrat..akhirnya bisa nyampe ke puncak juga

Leave a Reply

please write comments / feedback that builds from an article / design above ....